Rabu, 05 September 2012

Ihhh...! Ada 3 Pocong Penampakan di Acara Pernikahan


FENOMENA penampakan 3 pocong di pesta pernikahan warga di Dusun Klodran, Desa Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih ramai dibicarakan warga sekitar. Warga penasaran mengapa pocong-pocong itu muncul di acara pernikahan tersebut.

Suhadi (50), paranormal lereng Merapi yang tinggal di radius 19 km tepatnya di Desa Sedayu, Kecamatan Dukun, Magelang, menilai penampakan 3 pocong di pesta pernikahan itu menunjukkan acara pernikahan memiliki unsur gaib, mistis dan sakral.

Menurutnya, 3 pocong itu bisa jadi merupakan arwah leluhur yang ingin menyaksikan anak keturunannya menikah.

"Itu bukti kalau pernikahan itu suci, ada rohnya. Serta mengandung unsur gaib yang kalau dilakukan dengan cara tidak serius maka akan membawa bencana. Tamu tak diundang itu saya kira bisa arwah warga sekitar atau arwah leluhur mereka yang ingin menyaksikan tetangga, saudara atau anak cucu mereka saat melangsungkan pesta pernikahan," kata Suhadi, Rabu (5/9/2012).

Suhadi mengatakan, kehadiran makhluk gaib dalam acara pernikahan itu tidak mengganggu. Penampakan mereka membuktikan makhluk gaib itu memang ada dan nyata. "Perlu diingat, kehidupan di dunia gaib sama situasi, keinginan, nafsu serta suasana dan aktivitas di dunia nyata seperti kita tinggal sekarang ini. Jangan diartikan apalagi sampai menyatakan setan itu tidak ada. Dunia gaib bukan khayalan semata dan penampakan 3 pocong itu membuktikan dan membantah pernyataan itu semua," tegas Suhadi.

Penampakan 3 pocong di acara pernikahan warga itu sempat terekam video. Pesta pernikahan sendiri dilaksanakan sekitar 3 atau 4 minggu yang lalu, tepatnya usai Lebaran.

Nampak dari video, saat itu sedang berlangsung pesta pernikahan dalam ritual nikah yang disebut "ular-ular" atau pidato nasihat kepada pengantin oleh seorang pranoto coro yang memandu jalannya upacara pernikahan.

Pocong pertama berdiri tepat di depan panggung atau singgasana sang pengantin. Pocong ini tepat berdiri di depan pranoto coro yang saat itu sedang memberikan wejangan atau nasihat perkawinan kepada kedua mempelai.

Kemudian pocong kedua dalam posisi sedang duduk di kursi di antara para tamu yang hadir. Namun, sang tamu yang di sebelah pocong seakan-akan tidak menyadari bahwa di sebelahnya duduk pocong dengan santainya.

Kemudian pocong ketiga memperlihatkan wujudnya lebih besar dari dua pocong yang lain. Hal ini karena penampakan pocong ketiga tepat berdiri di depan orang yang mengambil video.

Namun, karena posisi pocong membelakangi sang pengambil gambar yang menggunakan ponsel ini wajah sang pocong tidak terlihat wajahnya. Hanya bentuk sosok pocong yang sedang bersandar di meja yang akan digunakan prasmanan. (jek/mer)

Jumat, 19 Agustus 2011

Heboh, Ada Sajadah Terbang di Masjid Kashful Iman

JAMBI, M86 - Deby (15), putra bungsu Rd. Zahabi yang notabene adalah anggota DPRD Batanghari mengalami peristiwa aneh dalam hidupnya pada bulan Ramadhan 1432 H atau tepatnya pada hari Rabu (10/8) dini hari.

Remaja tanggung itu menyaksikan sebuah sebuah sajadah melayang terbang di dalam Masjid Kashful Iman Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Muaro Tembesi Kabupaten Batanghari. Sajadah itu tidak hanya terbang, bahkan sempat berdiri seperti layaknya orang sholat.

Menurut penuturan Deby, peristiwa ganjil itu terjadi pada, Rabu (10/8) sekitar pukul 03.00 WIB di Masjid Khasful Iman. Kejadian bermula saat dirinya bersama temannya tidur di dalam bangunan masjid setelah melakukan Tadarusan.

"Ketika itu saya tengah tertidur di dekat mimbar imam. Satu orang teman tidur di mimbar sementara yang lainnya di bagian tengah mesjid. Saya merasakan ada yang menarik sajadah dari tangan saya," tutur remaja itu, di Muaro Tembesi, Batanghari, Jambi.

Merasa ada yang menarik, dirinya pun terbangun dan betapa terkejutnya dia ketika melihat sajadah yang sebelumnya ia gunakan tiba-tiba terbang di dalam ruang masjid tersebut.

"Saya kaget karena sajadah tersebut bisa berdiri dan terbang ke atas seperti ada yang memegang tapi tidak kelihatan. Saya kaget dan langsung teriak sambil membangunkan teman-teman lainnya," ungkapnya.

Teriakannya pun didengar oleh rekan-rekannya. Alhasil, mereka pun terbangun dari tidur. Keadaan semakin hiruk ketika semuanya melihat kalau ada sajadah terbang sambil lari keluar masjid seraya berteriak ada sajadah terbang.

"Ada sajadah terbang, ada sajadah terbang," ucap Deby menirukan ucapan rekan-rekannya.

Dalam situasi panik, Deby sempat mengabadikan peristiwa aneh itu. Ia mengambil handphone (HP) dalam saku celananya dan langsung mengambil gambar. Tidak lama setelah itu, barulah warga datang untuk menyaksikan peristiwa aneh itu.

Menurut Deby, anehnya lagi, sajadah masih tetap berdiri di lantai seperti sedia kala meskipun warga sudah ramai ke dalam masjid. Bahkan satu dari mereka memberanikan diri untuk memegang sajadah seraya menyebut asma Allah.
"Setelah di pegang dan dibacakan asma Allah oleh Pak Kurniawan, sajadah itu akhirnya jatuh ke lantai," kata dia.

Menanggapi peristiwa unik itu, seorang Imam Masjid Kashful Iman bernama Turkish mengatakan, bahwa peristiwa tersebut merupakan peringatan yang dilakukan oleh Jin Muslim penunggu masjid.

Menurutnya lagi, peristiwa itu ada dua perkara yang dapat diambil hikmahnya. Pertama, Masjid adalah tempat ibadah, siapa yang masuk ke dalamnya harus dalam keadaan suci dan berwudhu. Terkadang ada jamaah yang tidak sadar, dari rumah hendak sholat dan sudah berwudhu, namun dalam perjalanan tersentuh atau terpijak kotoran, dan itu sudah mengotori masjid.

Kemudian yang kedua, bagi jamaah, tidak dilarang tidur di masjid namun ada peraturannya. Tidak boleh tidur di areal mimbar karena mimbar adalah tempat imam serta tidur berlawanan dengan arah kiblat.

Dia juga memperkirakan, berdirinya sajadah tersebut hingga terbang turun naik, disebabkan Jin dimaksud tersebut marah dengan mereka yang tidur. "Jin tersebut marah, karena tempat sholatnya di areal mimbar ada yang tidur. Kemudian, sajadah dipakai untuk selimut. Itu tidak boleh," tambahnya.

Turkish berharap, semoga peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua khususnya umat Muslim, untuk dapat menjadikan masjid sebagai tempat ibadah, dan menghormati tata aturan yang berlaku di dalam masjid. (red/*ant)

Jumat, 12 Agustus 2011

Warga Jember Geger, Telinga Bayi Berlafal Allah

JEMBER, M86 - Telinga bayi bertuliskan lafal Allah di Jember, Jawa Timur, menggemparkan warga sekitar. Akibatnya, setiap hari ratusan warga yang penasaran memadati rumah sang bayi.

Adalah Fahri Abdulah Sidik, bayi berumur 2,5 bulan ini mendadak menggemparkan warga sekitar Balung Kulon, Jember, Jawa Timur. Pasalnya, telinga kiri bayi laki-laki ini bertuliskan lafal Allah. Keanehan tersebut muncul saat Kristin, ibu Fahri menggendong anaknya. Saat itu, Ismail Fauzi, kakek Fahri mengamati telinga cucunya tersebut ternyata bertuliskan lafal Allah.

Sontak kabar keanehan tersebut menyebar ke pelosok desa, bahkan keluarga Fahri mengabadikan keanehan tersebut melalui kamera ponsel. Sejak itu, puluhan hingga ratusan warga mendatangi rumah Fahri hanya ingin membuktikan sendiri keanehan tersebut. Bahkan tidak sedikit yang dari luar kota Jember.

"Saat mengandung Fahri, ibunya tidak mendapat firasat apa-apa. Namun setiap hari, Kristin dan Abdullah tidak pernah absen mengaji Alquran," papar Ismail Fauzi, Jumat (12/8).

Ismail mengaku cucunya tersebut suka tidur hingga keluarga besarnya menjuluki sebagai malikul naum atau raja tidur. Kini setiap hari rumah bayi Fahri dibanjiri warga yang penasaran menyaksikan keanehan tersebut. (dya)

9 Tahun, Satu Keluarga Indonesia Keliling Dunia

JAKARTA, M86 - Satu keluarga Indonesia yang terdiri dari suami istri dan seorang anak balita melakukan perjalanan keliling dunia menjelajah 164 negara yang dimulai sejak 18 Juli 2011 dan saat ini tiba di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Kami berencana mengunjungi 164 negara dalam waktu sembilan tahun dan diharapkan pada 2020 sampai di Australia dan kemudian kembali ke Tanah Air," kata Hafizh Mancayo Tulus (31), kepala keluarga pengembara itu ketika ditemui di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Jumat (12/8).

Menurut dia, perjalanan ini dimulai dari Jakarta, Singapura, Thailand, Kamboja, Laos, Makao, Hong Kong, Jepang serta ke sejumlah negara lainnya.

Disebutkannya, bahwa dia dan keluarganya juga akan melintasi Rusia menuju Mongolia, Tibet dan Nepal.

"Kami lewat Rusia karena untuk mencapai Nepal tidak bisa melalui Myanmar, jadi kami harus berputar agar bisa mencapainya," kata dia dengan menambahkan di negara tersebut juga akan melakukan pendakian ke pegunungan Everest.

Untuk mencapai tujuan berkeliling dunia itu, kata dia, sudah menghubungi kerabatnya yang tersebar di mancanegara dan sekarang ini sudah 200 negara siap menerima kedatangannya.

"Kami punya komunitas "backpacker" yang tersebar di seluruh dunia. Biasanya kami saling mengunjungi bila sedang berada di negara yang dituju," ungkap pria yang dikenal dengan panggilan "Chayo" ini.

Pada saat di Indonesia, menurutnya, setiap minggu dia juga dikunjungi oleh para "backpacker" dari banyak negara guna menjalin tali silahturahmi.

Pria yang pernah menjadi lokal staf di KBRI Bangladesh ini mengaku perjalanan ini berat tapi dia berupaya bisa terpenuhi karena dirinya percaya kalau dengan niat yang kuat dan baik, tentunya semua itu dapat dicapai.

Semasa bujangan dulu, dia sudah melanglang buana ke 30 negara, baik sekedar berpetualang maupun bekerja di mana negara yang dia singgahi tersebut.

Tujuan perjalanan ini, katanya, untuk hidup dia dan keluarga terutama untuk lebih mengetahui bahwa di dunia ini masih banyak orang-orang yang baik sebab kalau melihat dari media massa ataupun televisi sepertinya masyarakat dunia ini banyak yang tidak baik.

"Dengan bertemu banyak orang dan bersentuhan langsung dengan masyarakat sampai di pelosok daerah tentu banyak berita positif yang akan kami temui. Nilai-nilai positif seperti itu akan kami sampaikan juga kepada masyarakat luas nantinya," kata pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat, yang menetap di Bandung, Jawa Barat.

Sementara itu, bagi Isa Setiawati (31), perjalanan jauh menemani suaminya ini merupakan tantangan yang tidak sederhana apalagi juga mengajak anaknya Shakiya Hudliya Chambee yang baru berusia 21 bulan.

"Tentu perjalanan ini menjadi tantangan yang tidak sederhana, tapi saya percaya dengan kemampuan suami sehingga kami bisa melalui semua ini dengan baik dan lancar," katanya.

Manfaatkan IT Dalam perjalanan panjang ini mereka telah mempersiapkan diri mulai dari sarana komunikasi berupa laptop, telepon selular, modem, peralatan untuk memasak hingga kemah untuk berteduh.

"Kami membawa perlengkapan yang beratnya sekitar 60 kilogram agar siap dalam empat musim yang kami lalui," ungkapnya.

Khusus untuk laptop adalah untuk bisa menyampaikan ataupun menerima pesan dari dan kepada kolega yang akan dikunjungi, termasuk untuk membeli tiket, mencari hotel, ataupun untuk mencatatkan kejadian selama dalam perjalanan.

"Selain itu, kami juga mempergunakan sarana perbankan untuk bertransaksi. Saya gunakan kartu ATM dari perbankan nasional yang bisa diterima secara internasional," kata dia.

Dalam perjalanan nanti, juga direncanakan untuk bisa sampai di Mekkah dan Madinah untuk menjalankan ibadah haji.

"Insya Allah, tahun 2013 kami bisa sampai di Mekkah dan Madinah untuk naik haji dan bertemu dengan keluarga yang berangkat dari Tanah Air," ungkap pria yang merasa sudah kecanduan untuk melakukan petualangan seperti sekarang ini. (red/b8)

Senin, 08 Agustus 2011

'Babi Ngepet' Masuk Rumah Janda Gegerkan Warga Lebak

LEBAK, M86 - Warga kampung Dukuh Jati, Desa Padasuka, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Banten, Senin (8/8) digegerkan oleh kemunculan seekor babi memasuki rumah seorang janda dengan cara menerobos jendela kaca depan. Mereka mengira itu babi jadi-jadian atau "babi ngepet" karena warga setempat kerapkali kehilangan uang dalam waktu yang hampir bersamaan.

"Saat ini 'babi ngepet' yang dikejar-kejar warga itu, mati tanpa luka di sekujur tubuhnya," kata Mustopa, seorang warga yang pertama kali menemukan seekor babi masuk ke rumah janda bernama Kamsinah.

Mustopa mengatakan, ia saat itu sedang berada di depan kios tepi jalan yang lokasinya tidak berjauhan dengan rumah Kamsinah.

Namun, tiba-tiba ia melihat seekor babi yang melintasi jalan berlari kencang menerobos jendela kaca rumah milik Kamsinah.

Merasa terkejut sambil ketakutan, ia langsung berteriak minta bantuan warga lainnya.

Dalam sekejap warga berdatangan dan langsung mengejar seekor babi yang masuk rumah janda itu.

Setelah warga berkumpul, kata dia, ia dan tiga temanya sepakat untuk menangkap babi ngepet tersebut. "Kami saat menangkap babi yang berada di dalam ruangan tamu sama sekali tidak melakukan perlawanan, malah terlihat sedikit memelas sambil pasrah," katanya.

Untuk memastikan kalau babi yang ditangkap oleh warga adalah binatang jadi-jadian, lalu warga pun berinisiatif untuk mengurungnya dengan mengikat moncong dan bagian kakinya.

Namun, belum sempat dikurung binatang tersebut langsung mati tanpa dilakukan penyiksaan sebelumnya.

Anehnya binatang itu, kata dia, saat diamankan warga mengeluarkan air mata dan langsung mati.

Selain itu juga babi tersebut tidak memiliki taring dan berbulu hitam dengan ukuran panjang satu meter serta tinggi 50 sentimeter.

Mendengar kabar ada babi ngepet tertangkap warga kampung Dukuh Jati dan sekitarnya berbondong-bondong datang untuk menyaksikan.

Masyarakat percaya itu babi ngepet karena saat dilukai telinganya tak mengeluarkan darah.

Bentuk kakinya juga agak lain dari babi pada umumnya, apalagi warga di sini tak tak ada yang memelihara dan jauh dari hutan.

Kamsinah, pemilik rumah mengatakan saat kejadian ia sama sekali tidak mengetahui secara pasti kalau rumahnya telah dimasuki seekor babi, sebab saat itu sedang mencuci piring di dapur. "Kami tahu rumahnya dimasuki babi ngepet setelah diberitahu warga," katanya.

Sarip (46), salah seorang warga mengatakan babi itu sering muncul di tengah permukiman sejak tiga pekan lalu.

Kemunculannya tidak setiap hari, tapi hanya malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon. "Bersamaan dengan kemunculannya beberapa warga melaporkan kehilangan uang. Kehilangan uang itu lalu dikaitkan dengan babi ngepet," katanya. (dya)

Minggu, 07 Agustus 2011

Misteri Sembilan Makam Mbah Sholeh

SURABAYA, M86 - Masjid Ampel di Surabaya menyimpan banyak cerita unik. Salah satunya tentang Mbah Sholeh, yang tak lain adalah murid Sunan Ampel.

Dikisahkan juru kunci Masjid Ampel, H Baidowi Muri, selain santri yang setia dari sekian banyak murid Sunan Ampel, Mbah Sholeh juga dikenal rajin membersihkan masjid. Bahkan bisa dikatakan, dia adalah tukang sapunya masjid.

"Beliau memang diceritakan sangat rajin. Kalau jaman sekarang jabatan itu adalah bagian perlengkapan di masjid ini (Masjid Ampel)," kata Ustad H. Baidowi yang juga petugas Bilal Masjid Ampel, Surabaya, Minggu (7/8).

Bahwa banyak kabar yang menyebut Mbah Sholeh sembilan kali meninggal dunia, Baidowi tidak menampiknya. Dia mencoba mengisahkan kabar tersebut.

Dikesehariannya yang rajin mengaji dan menimba ilmu, Mbah Sholeh dikenal sebagai sosok yang rajin. Terutama soal kebersihan masjid. Bahkan, kebiasaannya menjaga kebersihan masjid mendapat pujian banyak orang. Tidak terkecuali gurunya sendiri, Sunan Ampel.

Hingga suatu hari, datang ajal, Mbah Sholeh meninggal dunia. Jasadnya kemudian dimakamkan di area masjid. Sejak kepergiannya itu, masjid tidak menemukan pengganti Mbah Sholeh untuk bersih-bersih masjid.

Disatu waktu, keunikan terjadi. Saat masjid dalam keadaan kotor, Sunan Ampel pun tiba-tiba teringat dengan muridnya itu. "Dikisahkan, dalam kondisi seperti itu, atau saat Sunan Ampel melihat masjid kotor meski hanya bergumam dalam hati, kemudian muncullah sosok serupa Mbah Sholeh," kata Baidowi.

Sosok serupa itu, bukanlah Mbah Sholeh yang hidup lagi. Tapi entah darimana sosok itu muncul. Dan entah mengapa, tiba-tiba sosok serupa itu melakukan kebiasaan seperti yang Mbah Sholeh lakukan. Menyapu dan membersihkan masjid.

Kegiatan itu pun terus menerus terjadi. Hingga Sunan Ampel meninggal dunia. "Ya begitulah, muncul sosok serupa Mbah Sholeh. Keberadaan dan aktifitasnya sama seperti Mbah Sholeh," kata lelaki 57 tahun itu.

"Memang ada versi lain, terutama soal meninggalnya Mbah Sholeh," katanya.

Versi lain menyebutkan, Mbah Sholeh yang telah meninggal dan dikubur, selalu kembali muncul saat yang tepat. Yakni saat masjid dalam keadaan kotor atau saat Sunan Ampel berharap ada sosok Mbah Sholeh. Kebiasaan membersihkan masjid selalu dilakukan oleh sosok serupa Mbah Sholeh.

Namun, seiring waktu, sosok Mbah Sholeh itu pun meninggal. Dan anehnya, kejadian sosok dengan kebiasaan sama itu terus berulang. Terus terulang hingga sembilan kali meninggal. Hingga Sunan Ampel meninggal dunia.

Bahkan, fisik ke-sembilan makam Mbah Sholeh bisa dilihat berada di samping masjid Agung Sunan Ampel. Ada sembilan makam berjajar yang posisinya berada di timur makam Mbah Sonhaji. Tapi dijelaskan Baidowi, itu bukan makam sembilan orang. Melainkan, hanya makam seseorang, yakni Mbah Sholeh. "Itulah kisah Mbah Sholeh," imbuhnya.

Setiap Ramadhan datang, banyak peziarah datang. Selain berziarah ke makam Sunan Ampel, peziarah juga selalu menunjungi makam Mbah Sholeh dan murid lainnya yang bernama Mbah Bolong.

"Keberadaan Sunan Ampel memang menelurkan banyak kiai, baik yang dikenal atau tidak termasuk Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong. Saat Ramadhan banyak peziarah yang datang bertawassul. Bagi kita yang penting tidak syirik," tegas Baidowi. (red/*vvn)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...