Kamis, 12 Mei 2011

Ritual Toraja Mengganti Busana Jenazah Leluhur

TORAJA, M86 - Siapa yang tidak kenal Tana Toraja di Sulawesi Selatan, wilayah yang dianugerahi alam yang subur dan pemandangan yang memanjakan mata ini ternyata memiliki tradisi unik dan cukup membuat merinding.

Tak hanya tradisi unik semisal budaya adu kerbau yang dikenal dengan maspasilaga tedong, tetapi juga prosesi pemakaman yang terkenal dengan Rambu Solo. Sebuah tradisi adat yang di sebut Ma' Nene’ di Tana Toraja tak pelak menjadi ciri khas tambahan yang juga memiliki magnet tersendiri. Tradisi ini kerap menyedot para turis untuk datang menyaksikan upacara Ma' Nene'.

Ma' Nene’ merupakan ritual membersihkan dan mengganti busana jenazah leluhur. Ritual langka ini hanya dikenal masyarakat Baruppu di pedalaman Toraja Utara. Biasanya, Ma' Nene’ digelar tiap bulan Agustus.

Pada saat Ma' Nene’ berlangsung, peti-peti mati para leluhur, tokoh dan orang tua, dikeluarkan dari makam-makam dan liang batu, kemudian diletakkan di tempat upacara. Pada saat yang sama, sanak keluarga dan para kerabat sudah menunggu dan berkumpul.

Kemudian dengan hati-hati, wakil dari keluarga mengeluarkan jenazah, baik yang masih utuh maupun yang sudah tulang-belulang. Kemudian mereka mengganti pakaian yang lama melekat di tubuh jenazah dengan pakaian yang baru.

Ritual Ma' Nene’ yang dilaksanakan masyarakat Baruppu dianggap sebagai wujud kecintaan mereka pada para leluhur, tokoh dan kerabat yang sudah meninggal dunia. Mereka tetap berharap, arwah leluhur menjaga mereka dari gangguan jahat, hama tanaman, juga kesialan hidup.

Dalam ritual ini masyarakat Baruppu memperlakukan sang mayat seolah-olah masih hidup dan tetap menjadi bagian keluarga besar. Selain ritual Ma' Nene', ada juga ritual pesta Rambu Solo yang digelar menjelang pemakaman tokoh yang dihormati, peristiwa ini termasuk peristiwa besar yang setiap tahunnya digelar dan mengundang turis dari berbagai belahan dunia.

Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk (agama asli toraja-red), hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ribuan orang dan berlangsung selama beberapa hari. (red/*tdc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...