Rabu, 11 Mei 2011

Menelisik Ritual Ma' Nene' di Toraja

TORAJA, M86 - Ritual Ma’ Nene’ merupakan ritual pemakaman yang langka dari Tana Toraja, karena ritual ini hanya dilaksanakan oleh masyarakat Baruppu. Ritual ini seperti diberitakan sebelumnya memang memiliki keunikan tersendiri, ritual ini ternyata memiliki legenda yang diceritakan turun temurun dalam generasi ke generasi.

Kisah ini menyebutkan bagaimana asal muasal ritual Ma' Nene'. Tersebutlah pada zaman dahulu seorang pemburu bernama Pong Rumasek. Saat sedang berburu di kawasan hutan pegunungan Balla, di tengah perjalannan berburu,ia dikejutkan oleh sebuah benda aneh yang jelas bukan binatang, ia malah menemukan jasad seseorang yang telah lama meninggal dunia.

Hal ini membuat Pong Rumasek bingung karena Mayat itu tergeletak di bawah pepohonan, telantar, tinggal tulang-belulang. Karena tidak tega dengan kondisi ini, Pong Rumasek kemudian memutuskan untuk merawat mayat itu semampunya.

Tanpa berpikir panjang lagi ia membungkus tulang belulang tersebut dengan baju yang dipakainya, kemudian ia meletakkannya di areal yang lapang dan layak. Setelah itu, Pong Rumasek melanjutkan perburuannya.

Ajaibnya, semenjak kejadian itu, setiap kali Pong Rumasek berburu, ia selalu memberoleh hasil yang besar. Binatang hutan seakan digiring datang ke dirinya. Bukan hanya itu, sesampainya di rumah, Pong Rumasek mendapati tanaman padi di sawahnya pun sudah menguning, bernas dan siap panen sebelum waktunya. Pong Rumasek menganggap, segenap peruntungan itu diperolehnya berkat welas asih yang ditunjukkannya ketika merawat mayat tak bernama yang ditemukannya saat berburu.

Sejak itulah, Pong Rumasek dan masyarakat Baruppu memuliakan mayat para leluhur, tokoh dan kerabat dengan upacara Ma’ Nene’. Dalam ritual Ma’ Nene’ juga ada aturan tak tertulis yang mengikat warga. Misalnya, jika seorang istri atau suami meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak boleh kawin lagi sebelum mengadakan Ma’ Nene’ untuknya.

Ketika Ma’ Nene’ digelar, para perantau asal Baruppu yang bertebaran ke seantero negeri akan pulang kampung demi menghormati leluhurnya. Warga Baruppu percaya, jika Ma’ Nene’ tidak digelar maka leluhur juga akan luput menjaga mereka. Musibah akan melanda, penyakit akan menimpa warga, sawah dan kebun tak akan menghasilkan padi yang bernas dan tanaman yang subur. Uniknya, kepercayaan ini masih lestari hingga kini. (jek/*tdc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...